Artikel Pencemaran Lingkungan Hidup - Lingkungan hidup merupakan ekosistem dengan segala aspek dinamikanya. Lingkungan hidup bisa dikatakan seimbang apabila dinamika dari ekosistemnya dalam kondisi yang wajar dan dinamis. Kondisi yang seperti ini ditandai dengan tidak adanya perubahan drastis pada komponen-komponen penyusunnya.
Kemampuan lingkungan untuk menetralisir kembali pada saat mendapatkan kerusakan ataupun gangguan disebut sebagai daya lenting lingkungan. Sementara Kemampuan lingkungan dengan segala sumber daya yang dimilikinya guna memberikan kehidupan bagi manusia dan organisme lainnya disebut daya dukung lingkungan.
Meskipun lingkungan memiliki daya lenting terhadap lingkungan tersebut akan tetapi jika sebuah lingkungan hidup mengalami kerusakan yang cukup besar dan bersifat serius lingkungan tersebut bisa saja kehilangan daya lenting yang dimilikinya sehingga berakibat terjadinya kerusakan lingkungan dan juga hilangnya daya dukung lingkungannya. Kerusakan sebuah lingkungan bisa saja terjadi karena ulah manusia maupun proses alam. Beberapa aktivitas manusia berikut yang mengakibatkan terjadinya kerusakan serta pencemaran terhadap lingkungan yaitu :
Efek rumah kaca - hal ini terjadi karena pencemaran oleh zat bernama CO2 atau karbondioksida yang berasal dari proses pembakaran. Pembakaran semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia dan berkurangnya vegetasi. Karbondioksida atau CO2 hasil pembakaran tersebut akan membentuk gas rumah kaca yang menghalangi pemantulan panas matahari oleh bumi, sehingga mengakibatkan permukaan bumi semakin panas. Gejala ini disebut juga dengan istilah pemanasan global / global warming. Beberapa dampak negatif yang sudah terjadi dari pemansan global / global warming yaitu mencairnya es di kutub selatan maupun di kutub utara sehingga permukaan laut menjadi naik, perubahan pola iklim dan cuaca yang mengakibatkan kekeringan, sering terjadi banjir, dan angin topan.
Hujan asam - adalah pencemaran oleh gas SO2 dan NO2 hasil pembakaran batu bara dan minyak bumi. Gas ini akan bereaksi dengan awan menghasilkan H2SO4 atau asam sulfat dan HNO3 atau asam nitrat yang jatuh bersama-sama dengan hujan sehingga mengakibatkan menurunnya ph air dan korosif pada logam.
Eutrofikasi - sering disebut juga sebagai proses penyuburan perairan. Eutrofikasi ini dapat terjadi karena pembuangan zat organik dan pupuk ke badan perairan. Zat organik di badan perairan menyebabkan terjadinya pertumbuhan tanaman air, misalnya algae, enceng gondok dalam jumlah besar yang tidak terkendali.
Rusaknya lapisan ozon - O3 atau lapisan ozon berada pada lapisan stratrosfer yang berfungsi sebagai penahan radiasi sinar UV / ultra violet matahari. Lapisan ozon rusak karena pencemaran oleh cloro flouro carbon / CFC yang sering digunakan dalam Air Conditionner atau pendingin ruangan, refrigerator / lemari pendingin / kulkas, dan alat pendingin lainnya. Cloro flouro carbon juga banyak digunakan pada berbagai alat semprot / spray. Rusaknya lapisan ozon / O3 mengakibatkan peningkatan paparan sinar UV yang sangat berpotensi menimbulkan penyakit berbahaya yaitu kanker kulit dan mutasi.
Pestisida - banyak dimanfaatkan untuk membasmi hama di lahan perkebunan maupun pertanian. Secara umum pestisida sangat sulit untuk terurai secara alami sehingga jumlahnya dapat terakumulasi di dalam lingkungan. Penggunaan pestisida dapat memberikan dampak secara langsung yaitu terbunuhnya organisme nontarget. Namun disisi lain dampak secara tidak langsung akibat dari penggunaan pestisida bagi manusia yaitu terjadinya gangguan reproduksi, dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan lain sebagainya.
Pencemaran karbon monoksida / CO - gas karbon monoksida atau CO dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna. Karbon monoksida / CO memiliki daya ikat yang lebih kuat terhadap hemoglobin ketimbang O2 / oksigen. Pencemaran oleh gas ini bisa berakibat fatal yang berujung pada kematian. Gas ini biasanya di produksi oleh kendaraan bermotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar