Selasa, 17 Maret 2015

Bahaya Gadget Bagi Kesehatan

Tahukah Anda jika pemakaian gadget yang terlalu berlebihan bisa menjadi penyebab terjadinya penyakit-penyakit tertentu. Mulai dari yang mengganggu fungsi fisik tubuh hingga mengacaukan psikologis. Dan berikut ini adalah contoh dari beberapa penyakit yang disebabkan karena ketidak bijakan kita dalam menggunakan gadget., penyakit apa sajakah itu baca informasi selengkapnya.

Penyakit yang satu ini mungkin nyaris dianggap lumrah bagi yang pemakaian gadgetnya berlebihan. Insomnia, ya menurut salah satu dokter ahli dari Havard Medical School insomnia atau sindrom sulit tidur ini terpicu karena ada cahaya yang menghambat pelepasan hormon melatonin, hormon yang memicu rasa kantuk. Sebagai gantinya tingkat kepuasan pada anak meningkat dan akan membuat kita akan sulit tidur. Masih menurutnya dimanapun ada cahaya berkedip-kedip entah itu dari tv, laptop, komputer atau tablet disekitar tempat tidur maka kualitas istirahat Anda akan kurang. Namun kerlap-kerlip cahaya gadget hanya satu penyebab akan makin parah ketika ada koneksi internet dalam gadget-gadget tersebut. Faktanya, 1 dari 6 orang harus bertemu dokter untuk merawat problem insomia mereka. Bahkan 1 dari 10 penderita insomnia harus mengkonsumsi obat-obatan.

Bahaya Gadget Bagi Kesehatan

Bahaya gadget bagi kesehatan berikutnya ada penyakit nomophobia kependekan dari no mobile phone phobia yakni mereka yang sangat gelisah ketika berjauhan dari ponsel. Nomophobia pertama kali diluncurkan saat kantor pos Britania Raya mengadakan survey pada tahun 2010. Hasil studi itu mengklaim 53% pengguna ponsel di Inggris sangat mati gaya ketika ponsel mereka hilang, kehabisan baterai atau pulsa atau tak ada sinyal. Hasil lain studi itu sebanyak 58% pria dan 47% wanita menderita nomophobia sementara 9% lagi akan stress ketika ponsel mereka mati. Survey itu menampilkan lebih dari 2000 responden dari Britania Raya. Apa alasan sebagian besar responden itu tak bisa berjauhan dari ponsel mereka ??, sebanyak 55% peserta survey menyatakan hal selalu berhubungan dengan teman dan kerabat setiap saat hingga mereka tak bisa menjauhkan diri dari ponsel mereka begitu saja. 

Sebuah study lain pada pertengahan tahun lalu menghasilkan 3 poin penting. Yang pertama meningkatnya mahasiswa yang mandi dengan tetap menenteng ponsel mereka. Berikutnya remaja masa kini alias ABG lebih rela kehilangan jari kelingking ketimbang ponsel mereka. Yang terakhir adalah meningkatnya persentase pesan singkat atau tweet daripada berbicara secara langsung. 

Jika Anda termasuk orang yang suka update status di facebook Anda perlu waspada terhadap sindrom yang satu ini, facebook depression. Dari berita yang dilansir The Huffington Post sekitar awal Februari lalu sebuah riset dari berbagai universitas terkemuka di Amerika Serikat membuahkan hasil yang mencengangkan. Orang akan cenderung depresi ketika cemburu dengan status yang diperlihatkan teman-teman mereka di facebook. Kemungkinan depresi makin tinggi kalau status yang diperbarui rekan-rekan mereka menyangkut aktifitas dan gaya hidup. Responden yang terlibat dalam survey itu mencapai 736 dengan rata-rata penggunaan facebook mencapai 2 jam perhari. Dengan rata-rata usia 19 tahun dan 68% dari total responden adalah wanita. Merasa iri melihat teman facebook yang telah bergembira adalah alasan awal mereka sebelum masuk ke fase depresi facebook. Riset menemukan fakta unik bahwa pengguna facebook yang sangat aktif justru tak berhubungan dengan depresi itu. Periset juga menemukan pemakai facebook yang kadang menggunakan jejaring sosial itu justru lebih berpotensi terkena depresi jenis ini. 

Namun professor jurnalisme Universitas Missouri membantah bahwa studi tentang depresi facebook itu merupakan harga mati. Riset dalam ilmu sosial berdasar dari studi dan penemuan sebelumnya. Dalam beberapa riset sebelumnya makin lama orang berinteraksi di facebook perasaan mereka makin sedih dan murung. Dalam riset lain pada awal tahun ini makin panjang interaksi di media sosial orang akan semakin gembira. Namun yang pasti study yang ditampilkan Davi dan tim merupakan sebuah indikasi bahwa presentasi positif diri sendiri belum tentu menjadi inspirasi positif bagi orang lain. Kesadaran diri itu menurut asisten penulis Davi diharapkan akan mengurangi perasaan iri dan cemburu yang nantinya akan membuat depresi.  Riset dan studi depresi facebook itu sendiri telah dipublikasikan pada edisi Februari lalu di jurnal Computers in Human Behaviour. 

Selain itu ada beberapa penyakit yang timbul karena penggunan gadget berlebihan, kalau Anda kaum adam yang senang memangku laptop ketika bekerja atau menjalani aktifitas digital maka waspadalah. Laptop yang lama digunakan dapat meningkat suhunya menjadi 6 derajat. Untuk jangka waktu tertentu hal itu akan menyebabkan produksi sperma terhenti. Kondisi itu secara medis disebut protal hyperthermia. Hobi memangku laptop itu juga akan membuat kulit paha melebam. Dengan suhu laptop bawah bisa mencapai 43 derajat celcius, kulit manusia tentu tak mampu menerima dalam durasi tertentu. Praktis kulit akan melebam seperti luka bakar hitam dan konsisi itu disebut toasted skin syndrome. 

Tangan terutama jari yang kerap berhubungan dengan gadget dengan tingkat aktifitas tinggi kemungkinan besar juga dapat cidera. Tendinitis atau cidera ibu jari adalah luka dalam yang secara bertahap menimpa otot-otot, tendon, dan syaraf. Ibu jari yang sangat aktif menari dikeypad, berpotensi terkena cidera bernama tendinitis. Yang terparah ialah ketika mengalami nyeri, mati rasa hingga kerusakan otot yang pada akhirnya memerlukan pengobatan bahkan hingga masuk ke ruang bedah. 

Kemudian Bahaya Gadget Bagi Kesehatan kali ini buat Anda yang selalu aktif mendengarkan gadget Anda dengan speaker standar, handsfree atau earphone, penyakit ini disebut tinitus. Gejalanya adalah telinga berdenging dan bahkan bisa membuat penderita merasa mendengarkan suara-suara tertentu. Itulah beberapa penyakit yang timbul akibat pemakaian gadget yang berlebihan. Maka dari itu bijaksanalah, gadget hanya alat bantu interaksi, jangan jadikan gadget sebagai pengganti dari interaksi dan kesempatan untuk bertemu langsung dan bercengkrama dengan orang -orang terkasih, karena itu tak akan tergantikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar